RASA HULU YEH HO

Pagi menyapa lereng Gunung Batukaru. Di bawah pohon randu tua, seorang kakek duduk diam. Bajunya hitam, udengnya kusam, dan janggut putihnya menjuntai seperti akar waktu. Di pangkuannya, sebuah buku lusuh terbuka tempat ia menuliskan suara alam.
Matanya menatap jauh, pada air terjun Hulu Yeh Ho yang mengalir jernih dan penuh daya. Di puncak pohon, seekor rajawali bertengger gagah, matanya tajam menatap ke barat.
Kakek menarik napas panjang. Dalam hatinya terdengar suara:
" Kekuasaan tertinggi di dunia ini adalah rasa.
Rasa cinta, rasa peduli, rasa tanggung jawab pada tanah yang menghidupi."
Tiba-tiba angin datang membawa kabut tipis. Rintik hujan jatuh perlahan, menyatu dengan tanah. Dari kejauhan, suara seruling bambu bergaung. Bukan musik, tapi pesan.
Kakek menuliskan kalimat terakhirnya pagi itu:
" Tanpa petani, negeri ini lapar.
Tanpa air, tanah ini mati.
Tanpa ibu, bangsa ini tak bernyawa.”
Ia menutup bukunya. Rajawali mengepakkan sayap dan terbang tinggi ke langit. Di balik awan, sang kakek tahu.Indonesia tetap hidup karena yang kecil tidak pernah dilupakan alam, ibu, dan petani.
Oleh : Ngurah Sigit.
Penulis Adalah : Sosiolog, Budayawan dan Pemerhati Media.
What's Your Reaction?






