Sudah Saatnya Bali Memiliki Rumah Sakit Tanaman

Pulau Bali dikenal sebagai surga pariwisata, namun di balik gemerlapnya, Bali menyimpan kekayaan ekologis dan kearifan lokal yang luar biasa. Salah satu warisan budaya yang patut direnungkan kembali adalah konsep Sad Kerthi Loka Bali, yang menempatkan harmoni antara manusia dan alam sebagai landasan kehidupan. Dari enam nilai Sad Kerthi, Wana Kerthi penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan menjadi relevan di tengah tantangan ekologis hari ini.
Gagasan mendirikan Rumah Sakit Tanaman bukanlah wacana utopis. Justru, ini adalah kebutuhan mendesak dalam konteks pelestarian lingkungan, ketahanan pangan lokal, serta upaya melestarikan pengetahuan tradisional Bali, termasuk sistem pengobatan Usadha Bali yang berbasis tanaman obat.
Krisis Tanaman, Krisis Budaya
Perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan penggunaan pestisida kimia secara masif telah menyebabkan banyak tanaman endemik Bali terancam. Tak hanya tanaman pangan, tetapi juga tanaman-tanaman yang memiliki nilai spiritual dalam upacara adat. Ini bukan sekadar kerusakan ekologis, tetapi juga krisis budaya.
Di banyak desa adat, generasi muda semakin asing dengan jenis-jenis tanaman obat dan kegunaannya. Bila tak segera direspon, akan terjadi putusnya rantai pengetahuan antara leluhur dan anak cucu.
Rumah Sakit Tanaman: Laboratorium Alam Bali
Konsep Rumah Sakit Tanaman dapat menjadi laboratorium hidup untuk pemulihan, pelestarian, dan pendidikan. Tempat ini dapat menangani tanaman yang sakit akibat serangan hama atau degradasi tanah, sekaligus menjadi pusat konservasi tanaman langka yang memiliki nilai ekologis dan spiritual.
Tak hanya itu, pendekatan ini dapat menjembatani dua dunia: ilmu modern dan kearifan lokal. Kolaborasi antara petani, pemangku, akademisi, hingga Balian Usadha akan melahirkan sinergi baru yang khas Bali sekala lan niskala, fisik dan spiritual, berjalan beriringan.
Menuju Bali yang Lestari
Rumah Sakit Tanaman juga dapat menjadi ikon baru ekowisata edukatif. Wisatawan tak hanya datang untuk menikmati pantai dan budaya, tetapi juga belajar tentang filosofi Bali dalam menjaga tanaman dan bumi.
Lebih dari itu, ini adalah langkah konkret menjalankan Nawacita dalam skala lokal: membangun dari pinggiran, dari desa adat, dari akar kearifan. Bila Bali bisa menjadi pelopor Rumah Sakit Tanaman di Indonesia, bahkan dunia, maka kita tidak hanya menjaga alam kita juga merawat warisan jiwa Bali itu sendiri.
" Merawat tanaman, berarti merawat hidup. Menyembuhkan tanaman, berarti menyembuhkan semesta."
Oleh: Ngurah Sigit
Penulis Adalah : Sosilog, Budayawan dan Pemerhati Media.
What's Your Reaction?






