Prabu Airlangga dan Kedaulatan Air Kita

Ketika membicarakan energi terbarukan, nama Prabu Airlangga mungkin tak langsung muncul di benak kita. Namun sejatinya, pemimpin Kerajaan Kahuripan ini telah jauh melampaui zamannya dalam memahami pentingnya air bukan hanya sebagai kebutuhan dasar rakyat, tapi juga sebagai sumber kekuatan peradaban.
Pada abad ke-11, Airlangga menghadapi krisis air: banjir, kekeringan, dan kerusakan pertanian. Namun alih-alih menundukkan alam dengan cara otoriter, ia memelihara keseimbangan. Ia membangun saluran irigasi, waduk, dan pengendali banjir dengan prinsip: air harus diarahkan, bukan diperangi.
Sungai Brantas menjadi nadi kehidupan rakyatnya—dan kisah ini tercatat dalam prasasti, cerita lisan, hingga sistem irigasi yang masih berbekas di Jawa Timur hari ini. Karya Airlangga bukan sekadar infrastruktur, tapi manifestasi dari kedaulatan ekologis.
Di tengah euforia transisi energi dan proyek strategis nasional, kita sering lupa bahwa air bukan hanya komoditas energi, tapi entitas yang hidup dalam kultur kita. Prabu Airlangga tidak memisahkan pembangunan dan lingkungan. Ia mengikat keduanya dalam semangat pelayanan pada rakyat.
Kita patut bertanya: bagaimana mungkin seorang raja seribu tahun lalu lebih bijak mengelola air ketimbang pengambil kebijakan hari ini?
Penghormatan pada air adalah penghormatan pada kehidupan itu sendiri. Kita tidak kekurangan teknologi. Yang kita butuhkan adalah kesadaran ekologis yang berakar, bukan sekadar modernitas yang mengambang.
Maka saat pemerintah membangun bendungan, PLTA, atau strategi energi hijau, ingatlah bahwa kita bukan sekadar membangun proyek. Kita sedang menentukan arah peradaban: apakah kita tetap menjadi bangsa yang merawat, atau bangsa yang merusak demi ambisi jangka pendek.
Prabu Airlangga telah menunjukkan jalannya. Tugas kita hari ini adalah menapaktilasinya bukan dengan nostalgia, tapi dengan tindakan nyata yang menghormati air sebagai hak rakyat dan warisan bumi.
Oleh: Putra Anak Wungsu.
Penulis Adalah : Pengiat Sejarah Budaya dan Energi Berkelanjutan.
What's Your Reaction?






