Filosofi Pohon Manggis: Spirit Komjen Pol. Putu Jayan Danu Putra
Di bawah rindangnya pohon manggis yang kokoh, terdapat banyak filosofi yang tak kasat mata, sebuah simbol alam yang menyimpan kebijaksanaan kehidupan. Pohon manggis, dengan kulit buahnya yang tebal namun daging buahnya lembut dan manis, telah lama dianggap sebagai cerminan sifat manusia yang bijak dan tahan banting. Sosok yang bisa menggambarkan filosofi ini dalam kehidupannya adalah Komjen Pol Putu Jayan Danu Putra, seorang pemimpin yang menapaki jalan hidupnya dengan spirit pohon manggis—kuat, tangguh, namun penuh dengan kebijaksanaan dan kelembutan hati.
Seperti pohon manggis yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan buah, perjalanan hidup dan karier Komjen Pol Putu Jayan tidak dibentuk dalam sekejap. Ia melalui berbagai ujian, naik turun kehidupan, dan pengabdian tanpa henti. Setiap langkah yang ia ambil menumbuhkan akar yang semakin dalam, membangun fondasi yang kuat untuk menopang tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin. Tantangan yang dihadapinya, seperti musim panas yang keras pada pohon manggis, justru mengajarkan keteguhan hati dan kekuatan karakter yang tidak mudah goyah.
Jika Anda pernah mengupas buah manggis, Anda tahu betapa kerasnya kulit luarnya. Begitu pula, di dunia yang penuh tekanan, Komjen Putu Jayan menampilkan sosok yang tegas, tidak mudah dipecahkan oleh konflik atau situasi sulit. Namun, di balik ketegasan itu, ia menyimpan kelembutan hati yang jarang terlihat pada pandangan pertama, layaknya daging buah manggis yang manis dan lembut tersembunyi di balik lapisan luar yang keras. Dalam setiap kebijakannya, ada campuran antara ketegasan dan keadilan, tetapi selalu dengan sentuhan kemanusiaan.
Filosofi pohon manggis juga mengajarkan tentang ketangguhan yang datang dari adaptasi, seperti pohon yang mampu bertahan di berbagai jenis tanah dan cuaca. Komjen Putu Jayan menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik adalah tentang kemampuan untuk beradaptasi, bukan hanya terhadap tantangan eksternal, tetapi juga terhadap kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Sebagai seorang yang lahir dan dibesarkan dalam budaya Bali, ia membawa nilai-nilai lokal yang mengakar kuat dalam pendekatannya. Manggis, yang juga sering dianggap sebagai simbol kebijaksanaan dalam budaya setempat, menjadi gambaran sempurna dari cara Komjen Putu Jayan memimpin—memadukan kearifan lokal dengan wawasan global.
Tidak ada buah manis tanpa kerja keras, dan begitu pula setiap capaian Komjen Putu Jayan adalah buah dari pengabdian panjang yang penuh tantangan. Ia mengabdikan diri dalam berbagai posisi strategis di kepolisian, menjalankan tugasnya dengan dedikasi dan keberanian. Seperti halnya pohon manggis yang memberikan buahnya kepada mereka yang bersabar menunggu, Komjen Putu Jayan telah membuktikan bahwa kerja keras dan integritas adalah kunci untuk menghasilkan “buah” terbaik dalam hidup—kepercayaan masyarakat dan rekan-rekannya.
Ada kekuatan dalam kesabaran, ada kedalaman dalam kebijaksanaan, dan ada kelembutan di balik ketegasan. Semua ini menjadi bagian dari filosofi pohon manggis yang diterapkan oleh Komjen Pol Putu Jayan Danu Putra dalam setiap langkahnya. Pohon manggis mengingatkan kita bahwa tidak semua yang tampak kuat di luar tidak memiliki kelembutan di dalam. Begitu pula seorang pemimpin; ia harus mampu menjadi pelindung yang kokoh, namun tidak boleh kehilangan sentuhan hati yang mampu merangkul dan menyembuhkan.
Dalam perjalanan panjang hidupnya, spirit pohon manggis hidup dalam setiap langkah Komjen Putu Jayan. Ia adalah sosok pemimpin yang tidak hanya menjaga keamanan dengan ketegasan, tetapi juga memperlakukan setiap orang dengan rasa hormat dan cinta kasih. Filosofi ini—memadukan kekuatan luar dengan kelembutan dalam—adalah warisan yang ia tinggalkan tidak hanya bagi para penerus di kepolisian, tetapi juga bagi masyarakat yang telah ia layani.
Filosofi pohon manggis yang diserap dan diterapkan dalam kepemimpinan Komjen Pol Putu Jayan Danu Putra adalah bukti bahwa kebijaksanaan, ketangguhan, dan kelembutan dapat berjalan beriringan. Spirit ini akan terus hidup, tumbuh, dan memberikan inspirasi bagi siapa saja yang percaya bahwa pemimpin terbaik adalah mereka yang tidak hanya kuat di luar, tetapi juga penuh kebaikan di dalam.
Oleh : Ngurah Sigit.
Penulis Adalah : Sosiolog, Budayawan dan Pemerhati Media.
What's Your Reaction?