R.M. Oemargatab dan Etika Keheningan dalam Pengabdian

Nov 12, 2025 - 22:28
R.M. Oemargatab dan Etika Keheningan dalam Pengabdian
Prof.Dr. Sukawati Lanang Perbawa.SH.M.Hum

Di tengah dunia yang semakin bising oleh ambisi dan citra, sulit mencari figur yang bekerja dalam diam, mengabdi tanpa pamrih, dan menolak sorotan. Dalam sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia, ada satu nama yang pantas disebut dengan hormat: Raden Mas Oemargatab  perwira yang menanamkan dasar kerja intelijen kepolisian dan memaknai pengabdian sebagai laku spiritual bagi bangsa.

Patriotisme yang Tidak Bersuara

Zaman kita hari ini terlalu mudah menilai keberhasilan dari popularitas. Namun Oemargatab hidup dalam falsafah yang berbeda. Ia percaya bahwa tugas menjaga negara tidak menuntut pengakuan.
Baginya, intelijen adalah seni menjaga rahasia dengan kejujuran, bukan alat untuk menaklukkan.

Pada masa republik masih muda dan rapuh, Oemargatab memperkenalkan cara pandang baru: keamanan tidak hanya dijaga dengan kekuatan, tetapi dengan kecerdasan membaca tanda. Ia membangun sistem kerja yang rapi, disiplin, dan berbasis moral  pondasi yang kemudian menjadi DNA bagi intelijen kepolisian Indonesia.

Senyap yang Menjaga Negeri

Oemargatab dikenal sebagai sosok tenang, berwibawa, dan berintuis tajam. Rekan sezamannya menyebut ia seolah memiliki “indra keenam” dalam memprediksi situasi. Namun ia sendiri menolak mitos itu.

" Kewaspadaan lahir dari hati yang bersih,” tulisnya dalam catatan pribadi tahun 1952.

Dalam pandangannya, kerja intelijen adalah jalan sunyi: memahami lawan, menjaga kawan, dan melindungi rakyat tanpa harus tampil di depan.
Ia mempraktikkan etika keheningan sikap yang menolak riuh, tetapi penuh makna.
Bagi Oemargatab, diam bukan berarti lemah. Diam adalah bentuk tertinggi dari kendali diri.

Pelajaran bagi Era Digital

Kini, intelijen menghadapi dunia baru: ruang maya, disinformasi, dan ancaman siber. Teknologi menggoda setiap lembaga keamanan untuk bertindak cepat, bahkan tergesa-gesa.
Namun justru di tengah derasnya arus data, nilai-nilai Oemargatab terasa semakin penting: kecermatan, kesabaran, dan kejernihan batin.

Ia mengingatkan kita bahwa intelijen tanpa moral adalah bahaya, dan kecepatan tanpa kebijaksanaan hanya menghasilkan kebisingan.
Kekuatan sejati, sebagaimana ia ajarkan, bukan pada kemampuan memata-matai, melainkan pada kesetiaan menjaga arah bangsa.

Menjaga Moral Profesi

Lebih dari sekadar perintis sistem, Oemargatab adalah penjaga moral profesi kepolisian. Ia menegaskan bahwa intelijen harus berpihak kepada negara, bukan individu; kepada kebenaran, bukan kepentingan.
Dalam konteks kekinian, ajarannya bisa dibaca sebagai pesan etik bagi setiap petugas: bahwa kekuasaan tanpa integritas hanyalah ilusi, dan kecerdasan tanpa hati nurani akan kehilangan makna.

Di saat dunia menuntut transparansi, nilai keheningan Oemargatab justru mengingatkan: tidak semua hal boleh diumbar. Ada rahasia yang harus dijaga, bukan untuk menutupi, tetapi untuk melindungi yang lebih besar kedaulatan bangsa.

Penutup: Kesetiaan dalam Senyap

R.M. Oemargatab mungkin tidak dikenal luas, tetapi dalam tubuh Polri dan sejarah republik, namanya bergetar pelan seperti nadi bangsa yang tetap berdetak.
Ia mengajarkan bahwa pengabdian sejati tidak membutuhkan panggung.
Ia mengajarkan bahwa kekuatan paling luhur lahir dari ketenangan.
Dan ia mewariskan pelajaran sederhana namun abadi:
bahwa negeri ini dijaga, bukan oleh suara keras, melainkan oleh kesetiaan yang sunyi.

Oleh: Prof.Dr. Sukawati Lanang Perbawa.SH.M.Hum
Penulis Adalah : Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow