Dalam relung waktu dan cerita Bumi Kahuripan yang berkisar pada magis dan kebijaksanaan, muncul sosok Ki Bang, Panglima Telik Sandi Kerajaan Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Menemani langkahnya adalah burung rajawali, burung goak abdi setia yang merajut cerita kebebasan dan kesetiaan. Begitulah, Bumi Kahuripan diwarnai oleh kisah heroik dan kearifan yang dipersembahkan oleh Ki Bang.
Setiap pagi, sebelum sang matahari merayakan kemenangannya atas malam, Ki Bang sudah hadir di samping raja. Mereka berdua bersama-sama memulai hari dengan sarapan, sambil Ki Bang membagikan ramalan yang menjelma dari kearifan alam. Kehadirannya tak hanya terbatas pada lingkup fisik istana, tapi juga membaur dengan semesta, merangkul kekuatan alam semesta yang terpahat dalam hatinya.
Keahlian mantra guna Ki Bang menciptakan jembatan antara alam nyata dan gaib. Dengan lembut, ia berbicara dengan dedaunan, memahami bahasa bisikan tumbuhan. Ia meresapi alam dengan merdunya, mengerti nadanya yang tersembunyi. Bahkan, tak ada batas bagi Ki Bang, yang mampu berjalan di atas air seolah mengikuti irama gelombang yang tak terlihat. Cakra geni, senjatanya, bukan hanya sekadar alat, melainkan manifestasi keajaiban yang terus mengundang decak kagum.
Namun, di balik segala kehebatannya, Ki Bang tak pernah lupa akan hakikat kemanusiaannya. Setiap tugas dari raja diselesaikannya dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa, tetapi setelahnya, ia memilih menyepi di tepian sungai goa pekerisan. Di sana, di antara suara gemericik air dan bisikan alam, ia menyembunyikan diri dalam semedi, mencari jawaban-jawaban yang tak terlukiskan di atas permukaan.
Panglima Telik Sandi Kerajaan Bumi Kahuripan ini bukanlah pribadi yang mencari pamor atau penghargaan dari raja. Baginya, kebahagiaan terpancar dari pengabdian tulus, dari pemberian tanpa mengharapkan balasan. Dalam jejaknya yang terpahat di tanah Bumi Kahuripan, Ki Bang adalah sosok yang bukan hanya menciptakan legenda, tetapi juga menyentuh hati setiap yang mendengarnya. Dalam riwayatnya, Ki Bang menerangi setiap babak kehidupan, menjadi cerita yang tak lekang oleh waktu dan membawa makna yang mendalam bagi generasi-generasi yang mengikutinya.
(Doglet)