Filsafat Matahari: Semangat Pengabdian dan Pelayanan Darmawan Prasodjo, Ph.D
Setiap pagi, matahari terbit dengan satu kepastian: ia akan bersinar. Tak peduli siapa yang membutuhkan atau siapa yang mungkin tidak menyadari kehadirannya, matahari terus memberikan cahaya kepada semua orang tanpa diskriminasi. Matahari tidak pernah meminta apa pun sebagai imbalan, tidak pernah menuntut pengakuan, dan tidak pernah lelah menjalankan tugasnya. Filsafat sederhana namun mendalam ini melambangkan pengabdian Darmawan Prasodjo, Ph.D., seorang pemimpin yang mengabdikan hidupnya sepenuh hati untuk melayani bangsa.
Darmawan, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PLN, bukan hanya seorang teknokrat tetapi juga juara nilai-nilai mulia yang diwariskan oleh ayahnya, Brigadir Jenderal Sadja Moeljoredjo. Sebagai mantan Kepala Sekolah Taruna Nusantara, Brigadir Jenderal Sadja adalah seorang pemimpin yang dikenal dengan integritas, disiplin tinggi, dan komitmennya terhadap kejujuran. Nilai-nilai ini tidak hanya dibina dalam lingkungan keluarga, tetapi juga menjadi prinsip panduan yang terus dijunjung tinggi oleh Darmawan hingga saat ini.
Sejak kecil, Darmawan dibesarkan dengan pemahaman bahwa hidup adalah tentang berjuang untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk mengejar kemegahan pribadi. Ayahnya sering mengingatkan, “Perjuangan sejati bukan untuk memuliakan diri, tetapi untuk membela yang kurang mampu.” Pernyataan ini bukan hanya nasihat, tetapi merupakan arah hidup bagi Darmawan. Dalam setiap kebijakan yang ia rumuskan sebagai pemimpin PLN, prinsip ini menjadi dasar yang kokoh. Bagi Darmawan, tugasnya bukan sekadar menyediakan listrik, tetapi memastikan setiap warga negara, baik yang tinggal di kota besar maupun di desa terpencil, memiliki akses yang setara terhadap energi, karena listrik melambangkan kemajuan dan harapan.
Darmawan tidak hanya belajar tentang pengabdian dari ayahnya, tetapi juga tentang keberanian. “Keberanian seorang pejuang pembangunan diukur dari seberapa teguh mereka memegang integritas dan kejujuran,” kata Brigadir Jenderal Sadja. Keberanian ini telah menjadi kompas bagi Darmawan dalam menghadapi tantangan besar, mulai dari memodernisasi sistem kelistrikan hingga beralih ke energi terbarukan. Sebagai pemimpin, ia tidak pernah ragu untuk mengambil keputusan besar, meskipun keputusan tersebut mengandung risiko yang signifikan. Bagi Darmawan, keberanian bukanlah tentang menunjukkan kekuasaan, tetapi tentang berpegang teguh pada prinsip yang benar, meskipun dihadapkan dengan tekanan dari berbagai pihak.
Filsafat hidup ini juga mengajarkan Darmawan untuk melihat tantangan bukan sebagai hambatan, tetapi sebagai bagian integral dari perjalanan yang berarti. Ayahnya sering berkata, “Tantangan hidup harus dihadapi sebagai romantisme perjuangan.” Filsafat ini membentuk pandangan Darmawan terhadap segala kesulitan yang dihadapinya, baik dalam karier maupun kehidupan pribadinya. Ketika menghadapi berbagai krisis di PLN, mulai dari gangguan distribusi hingga dorongan untuk transisi energi hijau, Darmawan tidak melihatnya sebagai beban, tetapi sebagai peluang untuk berinovasi dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat.
Di balik keberanian dan semangat juangnya, Darmawan juga teguh memegang nilai kesederhanaan. Baginya, jabatan kekuasaan bukanlah alasan untuk hidup dalam kemewahan. Ayahnya pernah berkata, “Konsekuensi logis dari hidup dengan jujur dan berintegritas adalah kesederhanaan.” Prinsip ini tercermin dalam bagaimana Darmawan menjalani hidupnya. Meskipun menduduki posisi tertinggi, ia tetap rendah hati, dekat dengan rakyat, dan selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Kesederhanaan ini tidak hanya mencerminkan integritasnya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang yang melihatnya sebagai contoh pemimpin yang berdedikasi untuk pengabdian.
Seperti matahari yang tak kenal lelah bersinar, Darmawan tidak pernah berhenti untuk mengabdi. Ia bekerja siang dan malam untuk memastikan bahwa PLN tidak hanya menyediakan energi, tetapi juga bertindak sebagai agen perubahan, memberikan manfaat besar bagi bangsa. Dalam visinya, PLN bukan hanya tentang hari ini, tetapi juga tentang masa depan. Dengan fokus pada energi terbarukan, ia mengarahkan PLN menuju arah yang lebih ramah lingkungan, meletakkan dasar bagi generasi masa depan untuk hidup di dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Darmawan Prasodjo menghidupkan filsafat matahari. Dalam setiap langkahnya, ia membawa semangat untuk memberi tanpa pamrih, melayani tanpa mengharap imbalan, dan menjadi cahaya bagi mereka yang membutuhkan. Filsafatnya mengajarkan bahwa pengabdian sejati bukan tentang seberapa banyak yang bisa kita ambil dari dunia ini, tetapi tentang seberapa banyak yang bisa kita beri.
Seperti matahari yang tak pernah memilih siapa yang pantas menerima cahayanya, Darmawan terus bersinar untuk bangsa ini. Dalam cahayanya, ada harapan, kehangatan, dan kehidupan. Melalui pengabdiannya, ia membuktikan bahwa pemimpin sejati adalah seseorang yang bisa menjadikan dirinya sumber cahaya bagi orang lain, tanpa pernah mencari balasan. Darmawan adalah matahari bagi bangsa ini, yang cahayanya akan terus menerangi perjalanan Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.
Oleh: Ngurah Sigit
Penulis adalah seorang sosiolog, pengamat budaya, dan penggemar media.
What's Your Reaction?