Filosofi Mata Air: Semangat Pengabdian dan Pelayanan Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M.
Mata air menandai awal perjalanan sebuah sungai, simbol kehidupan yang mengalir tanpa henti, memberi manfaat dengan tulus. Dalam setiap tetes airnya terkandung kebijaksanaan sederhana dari alam: memberi tanpa mengharap balasan, mengalir tanpa henti, dan menjaga keseimbangan di sekitarnya. Filosofi ini tertanam kuat dalam karakter Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., seorang pemimpin yang menempatkan pengabdian dan pelayanan sebagai inti dari setiap langkah dan kebijakan yang ia ambil.

Koster adalah mata air bagi Bali, sebuah sumber yang tidak hanya menopang tetapi juga menginspirasi. Seperti air yang selalu menemukan jalannya di antara bebatuan, ia muncul sebagai pemimpin yang menghadapi tantangan dengan keluwesan dan kebijaksanaan. Melalui visi kepemimpinannya, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ia menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yang hampir memudar di tengah derasnya arus globalisasi. Koster memahami bahwa kehidupan bukan hanya tentang keberlanjutan fisik, tetapi juga keseimbangan spiritual, seperti yang tercermin dalam upayanya melestarikan budaya, adat, dan lingkungan Bali.
Dalam filosofi mata air, mengalir berarti memberi kehidupan. Melalui kebijakan yang berpusat pada rakyat, Koster meniupkan harapan baru ke dalam kehidupan masyarakat Bali. Ia tidak hanya membangun infrastruktur megah; ia memastikan setiap pembangunan selaras dengan alam dan budaya Bali. Baginya, modernisasi tidak boleh mengorbankan jiwa masyarakat Bali, tetapi harus menjadi jembatan yang menghubungkan tradisi dengan masa depan. Seperti mata air yang terus memberi, kepemimpinannya adalah perjalanan tanpa akhir untuk membawa kesejahteraan bagi semua.
Koster tidak hanya memimpin; ia melayani. Dalam pelayanan, ia memposisikan dirinya bukan sebagai penguasa, tetapi sebagai bagian dari komunitas yang ia cintai. Filosofi mata air mengajarkannya bahwa keberadaan seorang pemimpin hanya bermakna jika ia bisa menjadi pelayan bagi rakyatnya. Itulah sebabnya setiap kebijakan yang ia terapkan, mulai dari melestarikan aksara Bali hingga memberdayakan ekonomi lokal, lahir dari pemahaman mendalam terhadap kebutuhan masyarakat. Seperti mata air yang memberikan kehidupan kepada siapa saja yang mendekat, kepemimpinannya menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.
Di balik setiap tindakannya terdapat fondasi spiritual yang kuat. Koster percaya bahwa seorang pemimpin harus menjadi penjaga harmoni, tidak hanya antara manusia dan alam, tetapi juga antara dunia material dan spiritual. Ia dengan penuh cinta merawat warisan leluhur Bali, memastikan tradisi yang telah berakar selama berabad-abad tetap hidup di tengah perubahan zaman. Filosofi ini memberinya penghormatan, bukan hanya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai penjaga jiwa Bali.
Mata air juga melambangkan kesabaran, sifat yang terlihat jelas dalam pendekatan Koster terhadap berbagai tantangan. Ketika pandemi melanda, ia tidak bertindak gegabah, tetapi bekerja dengan cermat untuk memastikan setiap langkah yang diambil memberikan perlindungan terbaik bagi rakyat. Seperti mata air yang tenang, ia membawa keteduhan di tengah kecemasan, membangun kepercayaan bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja selama ada kerja keras dan niat tulus.
Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., adalah perwujudan dari filosofi mata air itu sendiri. Ia adalah pemimpin yang tidak pernah berhenti mengalir, yang kehadirannya membawa kesejukan dan manfaat bagi semua. Dalam setiap kebijakannya terdapat pesan mendalam tentang pengabdian tanpa batas, pelayanan yang tulus, dan cinta abadi untuk tanah kelahirannya. Di bawah kepemimpinannya, Bali tidak hanya bertahan, tetapi berkembang, menciptakan harmoni yang indah antara tradisi dan kemajuan. Seperti mata air yang tak pernah kering, semangat pengabdian Koster akan terus mengalir, menopang kehidupan bagi generasi mendatang.
Oleh: Ngurah Sigit
Penulis: Sosiolog, Pakar Budaya, dan Pengamat Media.
What's Your Reaction?






